Rabu, 29 Oktober 2025

Harga Batu Bara Naik Lagi Didukung Kebijakan Produksi China Akhir Tahun

Harga Batu Bara Naik Lagi Didukung Kebijakan Produksi China Akhir Tahun
Harga Batu Bara Naik Lagi Didukung Kebijakan Produksi China Akhir Tahun

JAKARTA - Harga batu bara kembali menguat pada Selasa, 28 Oktober 2025. Lonjakan ini terutama ditopang potensi China memperketat produksi menjelang akhir tahun.

Untuk kontrak Newcastle, harga Oktober 2025 stabil di US$ 104,25 per ton. Sementara harga November naik US$ 0,8 menjadi US$ 109,3, dan Desember melesat US$ 0,95 menjadi US$ 110,9 per ton.

Harga batu bara Rotterdam juga menunjukkan tren kenaikan. Oktober 2025 meningkat US$ 0,2 menjadi US$ 92,7, sedangkan November naik US$ 0,95 menjadi US$ 97,05 dan Desember naik US$ 1,05 menjadi US$ 98,2 per ton.

Baca Juga

Rekomendasi Perumahan Tipe 36 di Tabalong Kalimantan Selatan Harga Mulai Rp164 Juta

Pergerakan ini mencerminkan sentimen pasar terhadap potensi pengendalian produksi di China. Investor menilai peluang rebound output dari produsen terbesar dunia itu kecil dalam jangka pendek.

Kebijakan China Membatasi Produksi

Pejabat China Coal Energy (kode saham: 601898) mengungkapkan pembatasan produksi diberlakukan akibat lonjakan pasokan yang tidak terduga pada paruh pertama 2025. Hal ini sempat menekan harga batu bara, sehingga regulator mengambil langkah stabilisasi.

Li Xueyuan, pejabat departemen pemasaran perusahaan, mengatakan regulator aset negara telah melakukan pertemuan dengan pelaku industri. Tujuannya menjaga harga tetap ‘wajar’ dan stabil menjelang musim dingin.

Dalam jangka pendek, Li menambahkan, pasokan dan permintaan akan relatif seimbang. Konsumsi diperkirakan meningkat selama musim dingin, mendukung kestabilan harga.

China Coal Energy merupakan anak usaha China Coal Group, produsen batu bara terbesar keempat di negara itu. Perusahaan ini memiliki peran strategis dalam menjaga pasokan dan kestabilan harga di pasar domestik maupun internasional.

Produksi Batu Bara China Terpengaruh Kebijakan

Data Biro Statistik Nasional menunjukkan produksi batu bara China pada September 2025 turun 1,8% year-on-year menjadi 411,51 juta ton metrik. Penurunan ini disebabkan pembatasan produksi yang masih berlangsung.

Namun secara kumulatif, produksi sembilan bulan pertama masih naik 2% dibanding periode yang sama tahun lalu. Total produksi mencapai 3,57 miliar ton metrik, didorong lonjakan output pada paruh pertama 2025.

Kebijakan ini menunjukkan bagaimana pemerintah China berusaha menyeimbangkan antara kebutuhan energi domestik dan stabilitas harga global. Investor memantau kebijakan ini sebagai indikator pergerakan pasar batu bara internasional.

Dampak Kenaikan Harga Batu Bara Global

Kenaikan harga batu bara memberikan sinyal positif bagi produsen di Asia dan negara eksportir. Perusahaan tambang menilai momentum ini dapat menutup kerugian akibat volatilitas harga sebelumnya.

Permintaan dari negara-negara besar seperti China dan India menjadi faktor penopang utama. Kedua negara ini memiliki kebutuhan energi yang besar, terutama menjelang musim dingin.

Lonjakan harga juga berdampak pada kontrak jangka panjang. Perusahaan yang terlibat dalam ekspor-impor batu bara kini menyesuaikan harga agar tetap kompetitif di pasar global.

Analis memperkirakan tren kenaikan ini akan berlangsung hingga akhir tahun, selama China tetap mempertahankan kebijakan pembatasan produksi. Hal ini memberi sinyal bagi pelaku pasar untuk menyesuaikan strategi perdagangan dan stok.

Selain itu, kestabilan harga penting untuk menjaga investasi di sektor energi. Produsen lokal di berbagai negara menilai harga batu bara yang menguat akan mendukung rencana ekspansi dan pembangunan infrastruktur energi.

Dengan kondisi pasar yang fluktuatif, pelaku industri perlu terus memantau perkembangan. Informasi mengenai produksi, kebijakan pemerintah, dan permintaan global menjadi kunci pengambilan keputusan.

Kebijakan China juga menjadi acuan bagi negara lain dalam mengelola cadangan dan pasokan batu bara. Negara-negara pengimpor besar memantau regulasi ini untuk menghindari kekurangan pasokan di musim puncak konsumsi.

Selain itu, peningkatan harga batu bara memberi tekanan pada harga energi domestik di beberapa negara. Pemerintah dan perusahaan energi harus menyiapkan strategi mitigasi agar kenaikan harga tidak membebani konsumen akhir.

Secara keseluruhan, penguatan harga batu bara akhir Oktober 2025 menunjukkan dinamika pasar energi yang kompleks. Faktor kebijakan, musim, dan permintaan global saling mempengaruhi pergerakan harga di pasar internasional.

Dengan pemahaman tren ini, produsen dan konsumen dapat mengambil keputusan lebih tepat. Stabilitas dan prediktabilitas harga menjadi kunci bagi perencanaan operasional dan keuangan di sektor energi.

Nathasya Zallianty

Nathasya Zallianty

wartaenergi.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Hilirisasi Jadi Solusi Efisiensi Biaya dan Energi Hijau Kompetitif Indonesia

Hilirisasi Jadi Solusi Efisiensi Biaya dan Energi Hijau Kompetitif Indonesia

Olive Group Siap Dorong Transportasi Hijau Indonesia Lewat Kendaraan Niaga

Olive Group Siap Dorong Transportasi Hijau Indonesia Lewat Kendaraan Niaga

Update Harga BBM Pertamina 29 Oktober 2025: Pertalite Stabil, Dex Naik Sedikit

Update Harga BBM Pertamina 29 Oktober 2025: Pertalite Stabil, Dex Naik Sedikit

PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik Hingga 50 Persen Oktober 2025

PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik Hingga 50 Persen Oktober 2025

Laba Bersih Antam Tembus Rp6,61 Triliun, Nikel Jadi Kontributor Utama

Laba Bersih Antam Tembus Rp6,61 Triliun, Nikel Jadi Kontributor Utama